Pusat Kajian Gender dan Pemberdayaan Perempuan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (PKG-PP Stikku) adalah suatu lembaga yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan akses keadilan dan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan akademik yang berperspektif gender.

Bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LEM-LIT), dalam rangka mengaplikasikan teori dan praktik pada mata kuliah Gizi dalam Kebidanan, pada Selasa, 21 Juni 2022 kemarin, mahasiswa S1 Kebidanan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (HIMABID) dengan didampingi dosen pembimbing lapangan, Ibu Evi Soviyati, SST.,MKM yang juga penggagas PKG-PP Stikku, beserta Ibu Yona Septina, MTr.Keb telah melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Nusaherang dengan mengambil tema: ‘ Pemberdayaan Ibu Hamil dan Ibu menyusui dalam Upaya Peningkatan Produksi Asi Melalui Praktik Pembuatan Pepes Tahu Daun Katuk di Desa Nusaherang Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan”.

Latar belakang mengapa mengambil tema ini karena ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah yang terbaik untuk bayi. ASI sangat penting sekali untuk tumbuh kembang bayi juga berkhasiat untuk menurunkan resiko bayi mengidap berbagai penyakit dan apabila bayi sakit akan lebih cepat sembuh bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif. ASI juga membantu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.

Dengan berbahan dasar daun katuk merupakan alternatif pengobatan yang potensial karena memiliki banyak vitamin dan nutrisi. Senyawa aktif yang efektif pada kandungan daun katuk meliputi karbohidrat, protein, glikosida, saponin,tanin, flavonoid , sterois, alkaloid yang berkhasiat sebagi antidiabetes, antiobesitas, antioksidan, menginduksi laktasi, anti inflamasi Evie Soviyati Dosen S1 Kebidanan dan Profesi Bidan STIKes Kuningan Mahasiswa Program Doktor S3 Penyuluhan Pembangunan /Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret (UNS) Pusat Kajian Gender Dan Pemberdayaan Perempuan (PKG-PP) STIKes Kuningan dan anti mikroba(Sampurno, 2007). Beberapa contoh manfaat dari daun katuk antara lain memperbanyak ASI, mengobati demam, borok dan bisul. Daun katuk memiliki banyak kandungan senyawa yaitu tanin,saponin, flavonoid, alkaloid, protein, kalsium, fosfor, vitamin A,B dan C sehingga berpotensi untuk digunakan untuk pengobatan alami (Wiradimadja, 2006).

Evie mengatakan bahwa “daun katuk yang selama ini pengolahannya terbatas dengan menu turun temurun, dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi lebih bervariatif karena diolah dengan menu yang berbeda yaitu dibuat pepes dengan menambahkan tahu yang berbahan dasar kedelai sehingga memiliki nilai gizi lebih”

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan stimulus/rangsangan pada masyarakat dalam upaya meningkatkan pemberdayaan perempuan khususnya ibu hamil dan menyusui agar dapat memanfaatkan sumber daya alam (daun katuk) yang tersedia di desa Nusaherang selain memiliki nilai asupan gizi yang tinggi yang bermanfaat dalam produksi Air Susu Ibu, disisi lain ikut melatih perempuan agar lebih kreatif dan berdaya guna sehingga menjadi perempuan yang mandiri.

Penulis: Dosen S1 Kebidanan dan Profesi Bidan STIKes Kuningan Mahasiswa Program Doktor S3 Penyuluhan Pembangunan /Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret (UNS) Pusat Kajian Gender Dan Pemberdayaan Perempuan (PKG-PP) STIKes Kuningan